BKKBN

73 dari 1.042 Anak Stunting di Aceh Barat Daya Butuh Penanganan Mendesak, Pemkab Luncurkan Gerakan Ibu Asuh

4 January 2023 | Siaran Pers|

suhu

BANDA ACEH ---Pejabat Bupati Aceh Barat Daya Darmansah mendeklarasikan Gerakan Ibu Asuh, pada Selasa (03/01/2023) di Kota Blangpidie, Provinsi Aceh. 

Berdasarkan data yang dimiliki Tim Penggerak PKK Kabupaten Aceh Barat Daya, jumlah anak stunting di daerah yang biasa disingkat Kabupaten Abdya itu terdapat 1.042 anak stunting yang tersebar di 13 Puskesmas. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73 anak stunting butuh penangan mendesak.

Dalam sambutannya, Darmansah mengatakan program Gerakan Ibu Asuh ini merupakan salah satu support sistem yang sangat baik untuk kabupaten ini dalam mengentaskan Stunting.


Belum tuntas masalah stunting, kini ditemukan kasus polio di Aceh. Menurutnya keduanya  ini menjadi momok yang sangat menakutkan bagi  Pemerintah Kabupaten Abdya. Untuk itu ia berharap gerakan ini bisa masif diseluruh Abdya hingga mencapai 500 Ibu Asuh dan  angka stunting Abdya turun dengan drastis,“ lanjut Darmansah.

Disebutkan, penurunan angka stunting ini merupakan amanah nasional bagi Pj. Bupati yang dilantik diseluruh Indonesia sehingga menjadi program prioritas.

"Ada agenda besar yang kita keroyok bersama-sama, tentumya kita berharap Gerakan Ibu Asuh ini dapat menyebar kepada semua kalangan. Upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Darmansah.

Lanjutnya, tidak saja pihak Pemerintah, unsur masyarakat lainya pun, menurutnya bisa mengambil peran masing-masing dalam hal penanganan stunting di Abdya. Selain itu, ia juga meminta kepada masyarakat agar  memahami hal dasar bahwa penting untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang pola asuh anak yang tepat.

Menurutnya lagi, dengan memperhatikan asupan gizi makanan di dalam keluarga, pemberian Air Susu Ibu,  dan pengecekan kesehatan secara berkala, baik di Puskesmas maupun Posyandu, serta imunisasi, sangat  penting  upaya ini dilakukan agar kasus stunting  di Aceh Barat Daya berkurang.

Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 diketahui Aceh berada pada urutan ketiga secara nasional dengan prevalensi stunting sebesar 33,2 persen. Sementara itu angka stunting di Aceh masih berada di atas 30 persen atau masuk dalam 10 besar daerah dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
 
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri menyebutkan sementara itu Kabupaten Abdya berada di posisi ke-10 tingkat kabupaten/kota  dengan pravelensi stunting mencapai  33,2%. Artinya, dari 100 anak di Abdya, 33 anak di antaranya mengalami stunting.

Di tingkat kabupaten/kota di Aceh, sebut Sahidal lagi, kasus tertinggi stunting di Gayo Lues sebesar 42,9 %, Subulussalam 41,8 %, Bener Meriah 40,0 %, Pidie 39,3 %, Aceh Utara 38,8 %, Aceh Timur 38,2  %, Aceh Tengah 34,3 %, Aceh Tenggara 34,1 %, dan Aceh Jaya 33,7 %.

"Pemerintah menggiatkan  orang tua asuh bagi anak stunting. Hari ini di Abdya, Pj. Bupati  mendeklarasikan Gerakan Ibu Asuh yang merupakan program dari PKK dan Dharma Wanita, hal ini  guna mendukung percepatan penurunan stunting. Saya mengajak masyarakat di Abdya berperan mendukung gerakan ini. Penanganan stunting tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi harus sinergi dengan semua pemangku kepentingan. Sebab ini terkait erat dengan sumber daya manusia yang berdaya saing," kata Sahidal.

Stunting, kata Sahidal, bukan penyakit. Stunting adalah pertumbuhan anak yang tidak semestinya, di mana anak mengalami pertumbuhan yang pendek. Stunting juga memengaruhi kecerdasan anak. Anak yang mengalami stunting, kecerdasannya lebih rendah.

"Sekarang ini yang menjadi persoalan penanganan stunting di Aceh belum berjalan optimal. Namun, kami  terus memperkuat sinergisitas agar pencegahan stunting bisa lebih maksimal," kata Sahidal Kastri.


Menurut Sahidal, penanganan stunting tidak hanya mengurusi masalah kesehatan. Akan tetapi juga persoalan sanitasi lingkungan, masalah air bersih, termasuk masalah pendewasaan usia perkawinan, dan lainnya. "Banyak pemangku kepentingan terlibat menangani stunting. Di antaranya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, dan lainnya," kata Sahidal.

Selain itu Kaper BKKBN ini juga menegaskan pentingnya kualitas data. Kalau setiap orang bisa menangani satu anak stunting, ini akan ikut berkontribusi selesaikan kasus stunting di Abdya. 

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Abdya Zulhijjah Darmansah mengatakan, anak stunting di Aceh Barat Daya mencapai 1.042 orang. Jumlah itu tersebar di 13 Pukesmas di sembilan kecamatan dan 152 gampong (desa) di Abdya.

Ketua PKK Abdya menyebutkan ada sebanyak  73 anak stunting dalam kondisi mendesak yang harus segera ditangani. Salah satu caranya adalah Gerakan Ibu Asuh. Program dari PKK dan Dharma Wanita  ini   dengan memberi uang tunai sebesar Rp300 ribu  per anak selama tiga bulan. Uang itu diberikan kepada Tim Gizi Dinas Kesehatan. 

"Uang tersebut untuk membeli tambahan gizi kepada anak stunting Program ini bukan saja memberi tambahan gizi, tetapi juga melakukan pemeriksaan rutin kepada anak stunting di rumah sakit  selama tiga bulan, sejak Januari hingga Maret. Kita berharap program ini untuk merubah dari anak stunting menjadi anak yang sehat,"  harapnya. n

Penulis: Fahmi, SE
Editor: Annisa Halimatusyadiah

Tanggal Rilis: Rabu, 4 Januari 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1 
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN