BKKBN

BKKBN Ajak Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyah Kolaborasi Cegah Stunting

9 April 2021 | Siaran Pers|

suhu

Jakarta – “Saya menyambut baik ajakan kerjasama dari Perguruan Tinggi, gayung bersambut karena kita sedang berupaya dalam percepatan penurunan stunting salah satunya dengan menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai organisasi, lembaga, baik pemerintah, swasta, nasional maupun internasional”. Ungkap Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat menerima audiensi Panitia Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah-Aisyiyah (MAs) di Kantor Pusat BKKBN, Jumat (09/04/2021).

Dalam upaya percepatan penurunan stunting, BKKBN melaksanakan strategi “1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”. Selain itu, strategi ini juga diharapkan akan mampu menguatkan peran generasi muda atau remaja sebagai calon keluarga mampu membekali dirinya dalam upaya membangun keluarga berkualitas.

Dr. Suwarno, M.Si Ketua Panitia Pusat KKN Muhammadiyah-Aisyiyah (MAs) menjelaskan, “KKN kali ini merupakan tematis yakni mengusung program-program khusus diantaranya mengenai penurunan angka stunting. Hal ini karena angka stunting di Lombok Barat dan Lombok Utara juga masih cukup tinggi, KKN akan berlangsung dari bulan Agustus-September 2021. Melalui auidiensi kali ini selain silaturahmi kami juga memohon dukungan BKKBN untuk berkolaborasi.”

Lebih lanjut Dr. Suwarno, M.Si menyampaikan akan ada sekitar 600 orang mahasiswa dari luar Lombok dan sekitar 1000 orang dari Universitas Muhamadiyah Mataram sebagai tuan rumah yang akan turut dalam KKN yang akan berlangsung selama 45 hari. Hadir dalam audiensi tersebut dari Panitia Pusat KKN Muhammadiyah-Aisyiyah (MAs), Dr. Aris Slamet Widodo, M.Sc (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Yuyun Sri wahyuni (Universitas Muhammadiyah Sukabumi), Dr. Agus (Universitas Muhammmadiyah Purwokerto) dan Body Muthoharoh.

Kepala BKKBN berharap ada sustainability atau keberlanjutan dari program KKN ini, jadi tidak hanya berjalan selama masa 45 hari KKN saja namun bisa berlanjut sampai satu tahun, berganti-ganti dengan perguruan tinggi yang lain. Selain itu juga mengharapkan tidak hanya berlangsung di Lombok Barat dan Utara saja namun bisa di seluruh Provinsi Nusa Tenggara Barat karena angka prevalensi stuntingnya masih di angka 23,51 persen.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc., Dip.Com Plt. Deputi Bid. Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga, Wahidah P,S.Sos,M.Si dan juga Jack Peterson dari 1000 Days Fund.

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyampaikan melalui Pendataan Keluarga 2021 (PK21) akan diperoleh juga mengenai data anak stunting. Akan bisa dipetakan by name by address sehingga bisa mengetahui anak-anak tersebut ada dimana, bisa dijadikan pegangan bagi perguruan tinggi yang akan melakukan KKN tematik mengenai pencegahan stunting, untuk menentukan lokasi KKN.

“Persoalan yang selama ini BKKBN hadapi adalah operasional di tingkat bawah yakni pendampingan pada keluarga-keluarga karena itu dengan adanya mahasiswa ini diharapkan bisa membantu melakukan pendampingan tersebut,” pungkas Dokter Hasto. (Humas/TSR).

Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


BKKBN