BKKBN

BKKBN bersama Kemensetneg dan UNFPA melaksanakan Training Manajemen Rantai Pasok

10 March 2022 | Siaran Pers|

suhu

Jakarta – Prof. Rizal Damanik, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan “Manajemen rantai pasok merupakan salah satu factor keberhasilan program KB” saat mewakili Kepala BKKBN dalam membuka Kegiatan SSTC Online Knowledge Sharing Program on Contraceptive Supply Chain Management for the Philippines yang dilaksanakan secara daring pada tanggal 7-9 Maret 2022.


Managemen rantai pasok alat kontrasepsi (alkon) sendiri adalah prosedur untuk memastikan tersedianya alat kontrasepsi secara tepat waktu di suatu tempat. Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam rantai pasok alkon karena wilayah geografisnya yang luas dengan jumlah penduduk tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata,  tantangan tersebut dijawab dengan ditetapkannya Peraturan Kepala BKKBN Nomo 9 Tahun 2019 tentang Pemenuhan Alat dan Obat Kontrasepsi bagi PUS dalam Pelayanan Keluarga Berencana, “Sekarang kami memiliki aplikasi untuk memonitor rantai pasok alkon hingga ke daerah terpencil yaitu SIRIKA, yang terdiri dari aplikasi berbasis website yaitu MIM Tool Web dan aplikasi untuk mobile Androin yaitu STOKKU ”, jelas Prof. Rizal Damanik.


Kegiatan yang diikuti oleh 57 peserta dari Filipina ini dilaksanakan atas Kerjasama BKKBN, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) dan United Nations Population Fund (UNFPA) Indonesia, dalam rangka Program Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang dilaksanakan oleh Kemensetneg. Program ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman Indonesia di bidang keluarga berencana, khususnya terkait penanganan rantai pasok alat kontrasepsi agar masyarakat memiliki akses yang memadai.

Setya Utama, Sekretaris Kemensetneg mengatakan bahwa “Program ini berfokus pada distribusi pasokan alkon yang merupakan aspek signifikan guna menjamin setiap warna mendapat akses alkon dan pelayanan KB yang memadai”.

Lolito Tacardon, Wakil Direktur Eksekutif Commission on Population and Development Phillippines, mengapresiasi kegiatan pelatihan ini, “manajemen rantai pasok alkon di Filipina menjadi focus dari pemerintah kami, terutama daerah terpencil dimana ketersediaan alkon masih sering terkendala” ujarnya.

Anjali Sen, Representative UNFPA Indonesia juga mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ditengah pandemi ini, “topik mengenai keluarga sangat relevan di masa pandemi. Saya berharap program ini dapat menjadi kesempatan bertukar pengalaman dan pengetahuan antar peserta”. Prof. Rizal Damanik juga berharap para peserta mendapat pengetahuan tentang manajemen rantai pasok alkon yang sudah dilaksanakan oleh BKKBN, “saya harap pengalaman anda mengikuti pelatihan ini bisa dapat kesempatan melihat program negara anda yang mungkin serupa atau berbeda dari kami”.

Pada hari terakhir program, para peserta Menyusun action plan yang akan diimplementasikan di negaranya, selain itu peserta juga mendapat kesempatan untuk melihat cara kerja system SIRIKA yaitu STOKKU. (humas/im)

Biro Umum dan Humas 
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BKKBN