BKKBN

BKKBN dan Kowani Perkuat Kerjasama Cegah Stunting

25 June 2021 | Siaran Pers|

suhu

Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) memperkuat kerjasama dalam mendukung Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Pendandatanganan kesepakatan bersama dilakukan oleh Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto wardoyo, Sp.OG (K) dan Ketua Umum KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd secara daring, Kamis, (24/06).

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto wardoyo, Sp.OG (K) mengungkapkan, “Saya ucapkan terimakasih pada KOWANI yang telah mendukung BKKBN sampai dengan sejauh ini terutama dalam upaya pencegahan stunting,” ujar Dokter Hasto yang sekaligus juga menjadi pembicara kunci dalam Webinar Ayo Cegah Stunting, Bukan Diobati, Menuju Indonesia Maju. Kegiatan webinar ini dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke 28 tahun 2021.


Ketua Umum KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menjelaskan bahwa penandatanganan kesepakan bersama ini adalah memperpanjang komitmen kerjasama yang telah berjalan selama ini. “Saya berharap kesepakatan bersama dapat dilaksanakan dengan baik, menjadi amanah dan bermanfaat. Penandatanganan ini menjadi formalitas saja yang penting nantinya adalah pelaksanaannya,” jelas Giwo Rubianto.

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto wardoyo, Sp.OG (K) dalam kesempatan tersebut menjelaskan, “Saat ini proporsi penduduk usia muda atau usia kerja cukup tinggi namun generasi muda atau anak-anak kita menghadapi tantangan yang besar yakni terkait kualitasnya yang terganggu karena stunting, mental disorder, mengkonsumsi NAPZA dan karena difabel atau autism,” jelas Dokter Hasto.

Terkait pencegahan stunting Dokter Hasto menyampaikan bahwa perlu mempertajam atau refocusing program sebelum menikah, hamil dan persalinan. Melalui skrining dan pembekalan kesehatan reproduksi tiga bulan sebelum menikah; saat hamil rutin monitor pertumbuhan janin, memperhatikan asupan nutrisi dan vitamin serta melalui program KB pasca persalinan, Bina Keluarga Balita, Pemberian makanan tambahan dan bantuan bagi kasus dan risiko stunting.

Sementara Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH Dosen FKM Universitas Indonesia menjelaskan, “Ibu hamil jangan sampai kekurangan asupan gizi, seharusnya sebelum hamil disipakan terlebih dahulu status gizinya baik. Makanan selama kehamilan harus bagus setidaknya perlu tambahan satu piring makanan gizi lengkap. Kemudian harus menjaga anak mendapat gizi seimbang untuk tumbuh dengan baik, kemudian cegah terjadinya sakit dengan imunisasi dan menjaga kebersihan dan selanjutnya berikanlah stimulasi untuk membuat anak bergerak dan befikir,” jelas Endang L. Achadi.

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto wardoyo, Sp.OG (K) menambahkan, “Tentunya juga dukungan anggaran untuk program sanitasi, pendidikan, air bersih dan kemiskinan bisa diperkuat. Kemudian juga saya harapkan dukungan dari KOWANI dan Yayasan kesejahteraan anak dan remaja untuk selalu kampanye pada remaja, bagi remaja yang mau menikah harus periksa Hb terlebih dahulu,” tambah Dokter Hasto.

Ketua Umum KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto Wiyogo, M.Pd menyampaikan KOWANI akan mendukung dengan mengadvokasi, mengedukasi pencegahan stunting, dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi yang dilakukan secara sistematis. “Pencegahan stunting lebih efektif dimulai dari keluarga hal ini maka saya minta seluruh anggota kowani untuk mensosialisasikan pencegahan stunting dengan pemberdayaan dan peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagi sektor kehidupan. Pencegahan stunting juga telah tertuang dalam visi dan misi Kowani,” tutup Giwo Rubianto. (Humas/TSR).

BKKBN