BKKBN

BKKBN Gandeng Pemuda Muhamadiyah dan GP Ansor Ajak Generasi Muda Peduli Stunting

13 April 2021 | Siaran Pers|

suhu

Sleman - "Kerjasama dan kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, organisasi masyarakat, dan aktivis, komunitas, maupun individu, baik tingkat nasional maupun daerah, melalui program 1000 Mitra untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan hal yang sangat penting dalam upaya percepatan penurunan stunting. Ungkap Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada Sosialisasi Advokasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja dengan tema Peran Pemuda dalam Percepatan Penurunan Stunting, di West Lake Resto, Sleman, Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan MoU kerjasama program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) termasuk didalamnya percepatan penurunan stunting, dengan Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda (GP)Ansor.

"Saya harapkan dukungan pada teman-teman Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor untuk membantu memberikan konseling dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) pada masyarakat dan khususnya generasi muda terkait dengan stunting dan bahayanya menikah di usia dini," harap Dokter Hasto.

Ketua PP Muhamadiyah Sunanto menyampaikan, "Yang harus dibangun saat ini adalah bahwa stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja. Harus dibangun narasi bahwa peran suami juga sangat penting karena yang terjadi sekarang beban psikologis membangun keluarga selama ini berada di istri. Maka harus dibangun narasi dan kampanye cegah stunting dengan laki-laki harus lebih ambil peran."

Pengurus Wilayah GP Ansor Yogyakarta, Muhammad Syaifudin menyampaikan, "SDM menjadi hal yang perlu perhatian sangat serius, oleh karena itu pencegahan stunting menjadi sangat penting untuk menciptakan generasi yang unggul Indonesia kedepan. Sekitar 5000 anggota banser dan lima cabang GP Ansor di Daerah Istimewa Yogyakarta siap membuka pintu lebar untuk bekerjasama dengan BKKBN," tegas Syaifudin

Lebih lanjut Ketua Pemuda Muhammadiyah yang akrab disapa Cak Nanto menyampaikan upaya yang akan dilakukan selain melakukan pemahaman internal juga mendorong untuk melakukan pendampingan pada masyarakat bahkan menjadi mitra untuk mempercepat penurunan stunting.

Sementara Pengurus Wilayah GP Ansor Yogyakarta, Muhammad Syaifudin menambahkan, "Selain bencana fisik, penanganan stunting ini menjadi program kemanusiaan baru bagi Ansor. Kader Ansor akan kami rekomendasikan untuk menjadi relawan untuk stunting. Karena itu kami perlu dukungan BKKBN untuk memberikan bimbingan materi bagi relawan untuk nanti bisa memberikan sosialisasi pada masyarakat.

Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyampaikan pondasi utama kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi oleh pengasuhan pada 1000 HPK, yang dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun).

"Calon ayah dan ibu harus juga mempersiapkan pra konsepsi, demi menghasilkan kehamilan dan bayi yang sehat di masa depan. Banyak perempuan siap nikah yang mengalami anemia atau memilik Hemoglobin (Hb) di bawah normal. Untuk menaikkan Hb hingga normal, dibutuhkan waktu 90 hari dengan mengonsumsi tablet tambah darah."

"Sehingga alangkah idealnya, 90 hari sebelum menikah itu kita periksa dulu Hb-nya, berat badannya, tinggi badannya, kemudian dilihat status gizinya, dan anemia atau tidak," pungkas Dokter Hasto. (Humas/TSR).

Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

BKKBN