BKKBN

BKKBN: Walau Kadang Salah, Remaja Lebih Percaya Teman Sebaya

29 August 2022 | Siaran Pers|

suhu


JAKARTA--- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong para remaja untuk saling menasehati sebagai teman sebaya guna meningkatkan kualitas hidup dan menggapai masa depan. 

Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) saat menerima audiensi dari lembaga swadaya masyarakat Remaja Indonesia Sehat (RISE) di kantor BKKBN Jakarta, Rabu (24/08/2022).

Hasto mengatakan para remaja cenderung lebih menyukai bercerita tentang masalahnya dengan teman sebaya. Karena itu pembangunan mental dan emosional para remaja menurut Hasto, dilakukan dengan menggunakan pendekatan dari, oleh, dan untuk remaja.


Omongan teman sebaya lebih dipercaya daripada omongan saya atau omongan orang tua lainnya. Saya ini dokter kandungan, tapi kalau berbicara dengan Anda, belum tentu Anda percaya. Kalau yang berbicara teman Anda, langsung dipercaya, meskipun kadang-kadang yang dibicarakan itu salah,” kata dr. Hasto yang disambut tawa peserta audiensi.

Selanjutnya Hasto menyampaikan bahwa masa depan Indonesia berada di tangan para remaja. “Yang punya masa depan itu adalah remaja. Kalau kita ketemu 20 tahun lagi, Anda sudah sukses dan kami yang tua-tua ini tinggal pergi dan memeriksakan diri ke dokter (karena kesehatan yang sudah menurun). Jadi di tangan Anda masa depan Indonesia ini,” kata dr. Hasto.

Dr. Hasto juga menyampaikan pentingnya para remaja untuk merencanakan masa depan, termasuk untuk pernikahan. Dr. Hasto mengajak RISE untuk melanjutkan kerja sama dalam bentuk program nyata. Sebab, menurut Hasto, BKKBN juga memiliki tugas untuk mendidik dan membina kelompok-kelompok remaja melalui Generasi Berencana (Genre).


Kami mengajak RISE untuk mengampanyekan pemeriksaan diri sebelum pernikahan. Sebelum menikah, ajak untuk memeriksakan HB, periksa juga lingkar lengan atas. Kalau belum belum memenuhi syarat, ya jangan menikah dulu. Sebab kecenderungannya prekonsepsi no, pre wedding yes!,” kata dr. Hasto.

Karena itu dr. Hasto juga menyambut baik program yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat Remaja Indonesia Sehat (RISE) yang menggandeng para remaja guna berkampanye tentang berbagai hal positif serta upaya meningkatkan kualitas hidup remaja di lingkungan keluarga.

Dalam menerima kunjungan RISE tersebut, dr. Hasto didampingi Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.T, MT, Direktur Ketahanan Remaja BKKBN dr. Victor Palimbong, serta Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Dr. Indra M. Surbakti, serta Koordinator Biro Humas Ade Anwar.


RISE adalah sebuah Lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pelibatan remaja dalam berbagai isu, khususnya pada isu-isu pembangunan keberlanjutan.

Hadir dalam audiensi itu, Executive Director GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition) Lawrence Haddad, Country Representative GAIN Agnes Mallipu, Direktur Eksekutif RISE Foundation Artin Wuriyani, Program Advisor RISE Puput Susanto.


Mereka juga mengajak serta empat remaja Health Heroes Facilitator yakni Gavra Arkananta yang merupakan perwakilan Duta Genre DKI Jakarta, Syalom Natalia yang merupakan pelajar SMA perwakilan dari anak, Annisa Nurul Janah perwakilan dari PIK Remaja, serta Arsya Aafiati perwakilan Duta Genre DKI Jakarta.

Health Heroes Facilitator adalah kumpulan anak muda yang mendapatkan pelatihan untuk melatih teman sebayanya tentang label gizi dan makanan remaja. 


Mereka mendapat pelatihan dari RISE Foundation, dan aksi mereka merupakan salah satu aksi anak muda yang didukung oleh The Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dengan pendanaan dari Fondation Botnar sebagai bagian dari program Food Investigator Game di Indonesia. 

Dalam paparannya, mereka mendesak kemudahan informasi gizi pada label makanan kemasan sebagai bagian dari aksi gizi.

Menurut mereka, remaja tidak menggunakan informasi nilai gizi untuk menentukan pilihan dalam mengkonsumsi pangan kemasan. 


Rendahnya kualitas pola makan remaja, termasuk jajanan kemasan padat energi yang tinggi lemak, garam, dan gula1 menjadi salah satu faktor risiko tingginya angka malnutrisi pada remaja di Indonesia. 

Masalah gizi tersebut berdampak pada kesejahteraan remaja saat ini dan masa yang akan datang, dimana kelebihan berat badan dan obesitas juga merupakan faktor risiko utama penyakit kronis. n (KIS)


Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1 
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN