BKKBN

Boyolali Marak, dari Wisuda Lansia hingga Gotong Royong Cegah Stunting Mahasiswa UKSW

3 November 2022 | Siaran Pers|

suhu


DALAM sehari di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah digelar empat kegiatan terkait program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting. Boyolali marak dengan kegiatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Keempat kegiatan itu meliputi Wisuda Sekolah Lansia Seger Waras, Pengukuhan Badan Pengurus Cabang Perkumpulan Andalan Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Kelompok Akseptor atau UPPKA (BPC AKU) Kabupaten Boyolali periode 2022-2026, Peluncuran Gong Ceting (Gotong Royong Cegah Stunting) bersama Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSWS), serta Peluncuran Program Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB).

Pada kegiatan Wisuda Sekolah Lansia Seger Waras yang diselenggarakan di Kampung Pambraman, Kecamatan Banaran, Boyolali, BKKBN meluluskan sebanyak 35 wisudawan/wisudawati lansia.


Pemandangan unik terlihat dari busana wisuda toga yang dikenakan para wisudawan dan wisudawati yang biasa dipanggil Yangkung (Eyang Kakung atau Kakek) dan Yangti (Eyang Putri atau Nenek) ini.

Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri yang bertindak memindahkan tali toga pada wakil wisudawan sebagai tanda dimulainya proses wisuda.

Sekalipun ada yang tampak berjalan tertatih atau dengan bantuan tongkat, muncul senyum bahkan tawa siratan sukacita pada raut wajah, ketika mereka diberi aba-aba untuk memindahkan tali toganya masing-masing.

Sekolah Lansia adalah program dari Bina Keluarga Lansia (BKL) BKKBN, dimana melalui kader disampaikan materi tujuh Dimensi Lansia tentang menjadi lansia sehat, mandiri, dan sejahtera. Dimensi tersebut meliputi dimensi spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial-kemasyarakatan, profesional-vokasional, dan lingkungan.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono berharap wisudawan dan wisudawati yang telah lulus dapat menjadi lansia yang Smart dan tangguh. 

Smart itu ada singkatannya Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan bermarTabat. Kita doakan semoga kesemuanya bisa terwujud. Dengan lansia tanggung, stunting turun, UPPKA berjalan, insyaAllah Kabupaten Boyolali masyarakatnya sejahtera,” kata Widwiono.


Senada dengan Widwiono, Masruri menegaskan bahwa kegiatan ini disambut baik oleh segenap pimpinan daerah di Boyolali. Masruri berharap wisuda lansia di Kecamatan Banaran direplikasi di kecamatan lain. 

Indonesia sendiri saat ini termasuk dalam lima negara dengan penduduk usia lanjut terbanyak di dunia, yakni 21.6 juta jiwa (8.5%) berdasarkan survey penduduk antar sensus 2015. Sementara pada 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan menjadi 26 juta jiwa (9.92%). Dengan jumlah lansia mencapai 10%, Jawa Tengah memiliki struktur penduduk tua yang tinggi bersama dengan provinsi DIY, Jatim, Bali, Sulut dan Sumbar.

Sementara itu dalam kegiatan pengukuhan pengurusan BPC Andalan Kelompok UPPKA (AKU) Kabupaten Boyolali periode 2022-2026 yang dilaksanakan bersama peluncuran Gong Ceting Kabupaten Boyolali oleh Ketua BPD AKU Provinsi Jawa Tengah, dikukuhkan dan diambil janji jabatan sebanyak 26 orang pengurus BPC AKU Kabupaten Boyolali periode 2022-2026.
Pada periode ini Toyib Handayani dan Joko Arif Isnandar dikukuhkan sebagai ketua dan wakil ketua bersama dengan pengurus lainnya.
Dalam sambutan, Toyib mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, utamanya dalam upaya penanganan 170.277 akseptor sejahtera dan prasejahtera di Kabupaten Boyolali.

Gong Ceting Mahasiswa UKSW
Sementara itu, Peluncuran Gong Ceting yang dilakukan bersama Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga sekaligus Penyerahan Surat Keputusan Kampung Berkualitas (Kampung KB).


Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW Salatiga Kristiawan yang mewakili Rektor berharap kegiatan pendampingan dan pemberdayaan akademisi tidak hanya berhenti disini saja, ke depan akademisi terus dapat dilibatkan mendidik generasi muda di masyarakat, yang berkontribusi dan berbagi di masyarakat untuk menjaga kesehatan, secara khusus mencegah stunting.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali dr. Ratri S. Survivalina, MPA sempat menyinggung bahwa stunting bukan hanya sekedar angka, namun penanganannya memerlukan kerjasama dari berbagai pihak terutama media untuk menyebarkan informasi dan edukasi.

"Contoh kasus anak umur 14 tahun punya anak, ternyata dia nggak tau kalau mainan yang dulu dia pakai main itu membahayakan, dan dia nggak tau kalau harus ikut KB. Dan seperti itu masih banyak. Ditemukan lagi di Kecamatan yang lain,” ucap Ratri.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes ikut menanggapi peluncuran Gong Ceting. Dia menjelaskan mengenai peran penting mahasiswa dalam memberikan pendampingan atau edukasi pada sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu pascasalin dan balita. 

Harapannya, kata Widwiono, semakin banyak pihak yang terlibat penanganan stunting di Kabupaten Boyolali maka akan semakin cepat permasalahan stunting diselesaikan. 

“Angka stunting Jawa Tengah sendiri saat ini 20.9 persen, dengan stunting tertinggi di Wonosobo yakni 28 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Harapannya menjadi 14 perse. sesuai target nasional.

Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri menambahkan, dalam penanganan stunting yang dibutuhkan adalah tindakan langsung bukan hanya sekedar rapat atau pembahasan saja. Lebih penting seperti mendatangi keluarga stunting.

 


"Apalagi disini nikah muda itu masih marak, kelas 3 SMP bahkan sudah ditunggu (kelulusannya) untuk menikah,” ujar Masruri.

Gong Ceting atau Gotong royong cegah stunting adalah program kolaborasi percepatan penurunan stunting yang dibuat oleh BKKBN bersama Forum Rektor Indonesia. Universitas Alma Ata Yogyakarta ditunjuk sebagai koordinator 16 universitas untuk 14 kabupaten di Jawa Tengah. Bertindak selaku pendamping untuk Kabupaten Boyolali adalah UKSW Salatiga.

Sebagai bagian dalam rangkaian peluncuran Gong Ceting, diserahkan pula SK Kampung Berkualitas kepada kader didampingi kepala desa masing-masing yaitu Desa Wonosegoro, Wonosamudro, Boyolali dan Ampel, oleh Camat Kecamatan Boyolali Suwarno.

Dilaksanakan pula pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Sekda Boyolali, diserahkan kepada Wakil Bupati Ning Wahyu Irawan dan Camat Kecamatan Boyolali yang disaksikan langsung okeh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Kepala DP2KBP3A, dan Kabid Dalduk DP2KBP3A. n

 
Penulis: BYP
Editor: FBA

Tanggal Rilis: Sabtu, 29 Oktober 2022
 
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
 
Tentang BKKBN
 
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
 
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN