BKKBN

Kementerian Pertanian dan BKKBN siap Berkolaborasi Dalam Percepatan Penurunan Stunting

1 September 2021 | Siaran Pers|

suhu


Jakarta – “Dalam percepatan penurunan stunting dibutuhkan kolaborasi BKKBN dengan Kementerian dan Lembaga” ujar Kepala BKKBN Dokter Hasto Wardoyo dalam audiensi dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Selasa (31/8).

Kolaborasi yang dapat dilakukan BKKBN dengan Kementerian Pertanian untuk percepatan penurunan stunting ini adalah dengan peningkatan asupan gizi”, tambah Dokter Hasto. Hal ini sesuai pilar ke-4, yaitu terkait Ketahanan Pangan dan Gizi yang menjadi tanggung jawab Kementan dalam 5 Pilar Strategi nasional Stunting.


enyebab risiko stunting multifactorial, penyebab utamanya adalah kekurangan gizi, terutama di 1000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia 2 tahun. Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan atau kualitas makanan yang kurang baik. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukan 17.7% bayi dibawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi, sebesar 3.9% mengalami gizi buruk dan 13.8% menderita gizi kurang.

Menurut Dokter Hasto, “Ada irisan kegiatan Kementan dengan Kampung KB, seperti UPPKA yang dulunya UPPKS, bisa Kerjasama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), lalu dengan membangun rumah pangan lestari, ada ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan kita juga membangun ketahanan keluarga, kemandirian keluarga, karena keluarga berkualitas tentunya keluarga yang tentram, mandiri dan sejahtera”.

Selain itu, Dokter Hasto mengatakan bahwa BKKBN juga memiliki program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) berbasis pangan lokal, tentunya ini berkaitan erat dengan program Kementan, seperti lumbung pangan, sosialisasi pangan berdasarkan gizi, rumah pangan lestari, penyuluhan pertanian dan gerakan ternak ayam untuk keluarga, pendataan keluarga bisa melengkapi data stunting, kemudian penyuluhan, bina keluarga, poktan atau kelompok kegiatan di BKKBN, penyusunan menu seimbang untuk mengatasi stunting dan juga pembinaan bagi akseptor aktif dan baru, program-program ini bisa terintegrasi dengan Kampung KB.

Yasin Limpo menyambut baik kolaborasi ini, “Stunting menjadi ancaman untuk penyiapan SDM Indonesia untuk bersaing kedepannya,”. Yasin Limpo berharap segera dilakukan pemetaan dimulai dari daerah merah, daerah yang stuntingnya tinggi dan juga daerah kuning, agar segera bisa di ukur, dibuat strategi percepatannya sehingga bisa cepat dilihat dampaknya.

Sebelumnya, Dokter Hasto juga melaksanakan audiensi dengan Menko PMK, Menteri PUPR terkait sanitasi dan air bersih, dan Menteri PPPA terkait pencegahan perkawinan anak.(humas/im).

Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BKKBN