BKKBN

Kepala BKKBN : Membangun Sistem dan Kebijakan yang Tepat Kunci sukses Pelayanan Kontrasepsi

4 June 2021 | Siaran Pers|

suhu

Jakarta – “Kunci sukses pelayanan kontrasepsi secara garis besar ada dua yakni pertama kebijakan yang tepat dan kedua sistem yang dibangun, di dalam membangun sistem ini kami telah menjalin kemitraan dengan organisasi seperti JHCCP (Johns Hopkins Center For Communication Programs) ataupun organisasi profesi seperti IBI (Ikatan Bidan Indonesia) dan tentunya dukungan para user yakni akseptor KB.” Ungkap Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam Webinar Meningkatkan Keterampilan dan Kepatuhan Bidan dalam Pelayanan KBKR (PilihanKu), Kamis (03/06/2021).

Dalam webinar yang juga turut disampaikan beberapa pengalaman bidan-bidan yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan KB di Indonesia. Kepala BKKBN secara khusus menyampaikan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan JHCCP dalam mendukung program dan membangun sistem. Banyak sekali program JHCCP yang sangat bermanfaat seperti Pilihanku atau My Choice, kemudian sistem rantai pasok alat kontrasepsi melalui SIRIKA, website SKATA dan ada juga MONIKA.
Program Pilihanku merupakan kerjasama Johns Hopkins Center For Communication Programs (JHCCP) dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah dilaksanakan sejak 7 tahun yang lalu dan pada akhir Juni 2021 ini program ini akan berakhir.

Pilihanku secara khusus bertujuan meningkatkan pelaksanaan program KB di Indonesia dengan memperkuat 4 komponen, yaitu peningkatan permintaan melalui advokasi, penjangkauan dan KIE (komunikasi informasi edukasi), penguatan fasilitas kesehatan untuk KB pasca persalinan, manajemen rantai pasok alat kontrasepsi dan penyusunan data untuk pengambilan keputusan. Sehingga bisa mempercepat upaya menurunkan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan kualitas persalinan dan keluarga serta perencanaan keluarga yang lebih baik.

Kepala Perwakilan JHCCP Indonesia, Fitri Putjuk menjelaskan, “Program Pilihanku akan berakhir pada bulan Juni ini meskipun demikian kerjasama tentunya tidak akan berakhir. Semua aplikasi dan sistem yang telah dibangun ini akan masuk dalam sistem BKKBN dan semua aplikasi akan terbuka sehingga bisa dimanfaatkan secara umum tentunya dengan ketentuan-ketentuan sesuai dengan aturan yang berlaku,” jelas Fitri Putjuk.

Lebih lanjut menurut Fitri Putjuk, Pilihanku sudah banyak menghasilkan banyak produk, seperti Skata yaitu website berisi berbagai informasi mengenai KBKR, alat bantu penyuluhan KB baik digital maupun manual dan alat bantu konseling KB (SKB KB/Strategi Konseling Berimbang KB) yang bisa digunakan oleh Penyuluh KB, aplikasi Sirika yang memonitor kondisi alat kontrasepsi. Semoga semuanya bisa bermanfaat bagi peningkatan program KB dan kesehatan reproduksi di Indonesia.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama terkait program Pilihanku Ketua Umum PP IBI, Emi Nurjasmi mengharapkan, “Program Pilihanku memang berakhir di bulan Juni ini, namun bukan berarti semua produk selesai kita berharap tetap bisa menggunakan produk yang bagus ini khususnya untuk optimalisasi tugas bidan tentunya dengan selalu mematuhi aturan, kualitas dan standar yang ada,” harap Emi Nurjasmi.

Emi nurjasmi juga menyampaikan ucapkan terimakasih atas upaya yang telah banyak diberikan oleh BKKBN dalam rangka meningkatkan kapasitas bidan untuk dapat memberikan pelayanan yang optimal dan juga pada JHCCP yang telah mengembangkan dan memberikan banyak alat bantu, instrumen yang sangat berguna bagi bidan dalam pelayanan keluarga berencana.

Kepala BKKBN Dr.(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menambahkan selain telah membangun sistem seperti dengan adanya sistem rantai pasok yang baik dengan SIRIKA yang didukung JHCCP BKKBN juga membuat kebijakan dengan harapan bisa mudah diakses masyarakat dan tentunya cepat.Pendistribusian alat kontrasepsi yang semula hanya ke faskes besar saja namun dikembangkan ke semua faskes bahkan ke bidan praktek swasta yang penting mereka sudah terdaftar di BKKBN, Dinas atau Organisasi Perangkat Daerah KB (OPD-KB) dengan harapan pendistribusian alat kontrasepsi bisa lebih cepat sampai ke akseptor.

“Saat ini juga menurut anggaran penggerakan dan pelayanan sudah diberikan langsung pada OPD-KB dalam bentuk DAK dan BOKB (Dana Alokasi Khusus dan Bantuan Operasional KB). Yang penting administrasi dan akuntabilitasnya dijaga dengan baik,” tambah Dokter Hasto.

Mengakhiri sambutannya Kepala BKKBN mengharapkan, “Kami berharap kedepan JHCCP tetap bisa bekerjasama dengan BKKBN dan program yang telah dilakukan dan dikembangkan akan terus dilanjutkan oleh BKKBN tentunya dengan ada pendampingan dan transfer pengetahuan dari JHCCP,” pungkas Dokter Hasto.(Humas/TSR/A).

Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BKKBN