BKKBN

Kepala BKKBN Optimis Kota Solo Bisa Zero Kematian Ibu dan Anak

9 March 2021 | Siaran Pers|

suhu

Solo - Kepala BKKBN DR (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) yakin jika Kota Solo dapat mencapai zero kematian ibu dan anak. Optimisme itu disampaikan pada saat audiensi dengan Walikota Solo Gibran Rakabuming di Balai Kota Solo pagi tadi (8/3). Kematian ibu di Solo masih sekitar 4 per 10.000 persalinan maka suatu saat Solo bisa mencanangkan zero maternal mortality sedangkan kematian bayi masih sekitar 140 per 10.000 kelahiran. Negara Singapura dapat dijadikan rujukan jika ingin mencapai predikat tersebut.

“Kami dorong Pak Wali untuk berani mencanangkan zero kematian ibu - zero kematian bayi. Saya kasih contoh Singapura itu yang mati hanya 6 per 100.000, jika di Solo jumlah kelahiran per tahun hanya 10 ribu maka seharusnya berani mencanangkan bahwa ada tahun-tahun tertentu tidak ada ibu melahirkan yang mati” kata Kepala BKKBN.

Terkait stunting, prevalensi stunting di Kota Solo sudah berada di bawah target penurunan stunting yakni 14% akan tetapi secara absolut jumlahnya masih lebih dari 1000 anak. Walikota sudah mendukung program persiapan pranikah yaitu dengan mendata calon pengantin tiga bulan sebelum menikah.

“Tadi sudah saya diskusikan dengan Pak Wali bahwa Pak Wali sudah mendukung untuk kemudian tiga bulan sebelum nikah semua kita data, yang perempuan kita minta periksa Hb dulu kemudian yang laki-laki sebetulnya 75 hari sebelumnya itu harus persiapan karena sperma itu diciptakan 75 hari sebelum untuk bulan madu”, terang Kepala BKKBN.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana Penurunan Stunting Nasional. Terkait hal ini maka akan membangun aplikasi secara nasional akan disiapkan. “Saya tanggung jawab untuk aplikasinya sistemnya kami bikinkan secara serentak nasional tinggal Solo mendukung. Kami akan mendorong agar bupati dan walikota untuk mendukung program itu dan Solo harus bisa menjadi percontohan”, pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut, Gibran mangaku siap untuk mendukung apa yang sudah menjadi program dari pemerintah pusat. Ia juga menjelaskan bahwa Solo sudah bergerak untuk memproteksi ibu dan anak ini sejak dini, salah satunya dengan menyiapkan generasi – generasi muda yang sehat dan berencana melalui program Sultan Nikah Capingan (Konsultasi Nikah Calon Pinanganten/Pengantin).

Ini kami diberi PR (pekerjaan rumah-red) sama Kepala BKKBN RI pak Hasto, agar angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta stunting itu sampai nol. Nah, ini pekerjaan yang harus kami keroyok bareng – bareng,” ucapnya.
Walikota Solo secara tersirat menginginkan adanya rumah sakit khusus ibu dan anak. Sebab ia berpendapat bahwa pelayanan maternal tidak layak jika dicampur dengan pasien yang sakit. Dari pertemuan tersebut juga muncul ide untuk mensosialisasikan program pranikah melalui paket-paket wedding organizer.

Siap Dukung PK21
Walikota termuda ini mengaku siap mendukung suksesnya Pendataan Keluarga tahun 2021. Banyaknya manfaat yang ada dalam pendataan ini yang melatarbelakangi hal itu.

“Ini komitmen kami semua untuk menyukseskan pendataan keluarga untuk memotret data keluarga yang akurat, karena memiliki banyak fungsi, salah satunya mengetahui stunting dalam keluarga dan ibu hamil,” ujar Gibran.

Pada 1 April hingga 31 Mei nanti sebanyak 193 ribu keluarga di Solo akan didata untuk menjawab 53 variabel yang ditanyakan kader pendata. Data ini bersifat mikro sehingga sangat menggambarkan secara riil mengenai kondisi keluarga untuk menentukan kebijakan berbasis keluarga.

Dalam pertemuan tersebut Kepala BKKBN didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Surakarta, Purwanti, SKM, M.Kes. (BKKBN Jateng/T2S).

BKKBN