BKKBN

Kepala BKKBN RI KunKer Ke Manggarai Barat

28 April 2021 | Berita|

suhu

Labuan Bajo - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Hasto Wardoyo melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (26/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Kepala BKKBN didampingi Deputi Pengendalian Penduduk, Dwi Listyawardani, Direktur Pendataan Keluarga, Rudi Budiman, Direktur Kesehatan Reproduksi, Mukhtar Bakti, dan Zack Peterson dari NGO.

Kunker Kepala BKKBN dan jajarannya di Labuan Bajo ini, dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting, serta peningkatan Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Selama di Labuan Bajo ada beberapa agenda yang dilakukan Kepala BKKBN dan jajarannya yaitu; audiensi dengan Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng, kemudian Pertemuan dengan OPD KB dan PKB PNS, serta PLKB Non PNS, serta Kunjungan ke Center Of Exelence 1.000 Days di Labuan Bajo.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo saat pertemuan dengan OPD KB menjelaskan, kunjungan kerja di NTT kali ini merupakan Upaya Percepatan Penurunan Stunting serta peningkatan Pelaksanaan Program Bangga Kencana di tiga kabupaten di di NTT yaitu Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai timur.

"Berdasarkan data yang ada, kasus stunting NTT cukup tinggi, termasuk di Manggarai Barat, sehingga perlu koordinasi dari semua pihak, dalam hal ini BKKBN dan instansi terkait guna percepatan menurunkan stunting di wilayah ini," ucap dia.

Hasto menegaskan, tugas BKKBN menghadirkan program keluarga berkualitas. "Salah satu upaya menghadirkan keluarga berkualitas adalah dengan menekan angka stunting pada anak," ujar dia.

Hasto Wardoyo menyadari apabila anak-anak tumbuh kembangnya tidak berkualitas, bonus demografi yang nantinya dinikmati Indonesia pada 2030 tidak ada artinya. Justru, sambung dia, jika bonus demografi yang ada tidak berkualitas malah dapat membuat ledakan pengangguran baru.

"Karena itu ada target yang difokuskan pada 2021 pada sasaran yang mudah ditangkap. Kalau dahulu tidak ada target KB pascapersalinan, sekarang akan ada target KB pascapersalinan," kata Hasto.

Dia menyebut, saat ini ada 4,8 juta sampai 5 juta setiap tahun perempuan yang melahirkan di Indonesia. Sedangkan fakta di lapangan, ibu yang baru melahirkan kurang didekati untuk mengikuti program keluarga berencana (KB).

"Jadi target pertama BKKBN adalah memperbanyak pendekatan ke perempuan yang baru saja melahirkan. Tujuannya agar mereka bukan hanya mengikuti program pencegahan kehamilan lagi, namun juga program KB," jelas Hasto Wardoyo.

Kemudian ia menjelaskan bahwa BKKBN juga melaksanakan Pendataan Keluarga 2021 pada 1 April – 31 Mei. Pendataan dilakukan untuk basis data sebagai dasar bagi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan dan pemerataan pembangunan serta kesejahteraan keluarga.

Dia mengatakan, pendataan Keluarga 2021 menjadi sesuatu yang penting bagi pemerintah, dan pemerintah daerah (pemda) dalam menyediakan basis data keluarga untuk intervensi Program Bangga Kencana, dan program pembangunan lainnya.

“Keluarga adalah bagian fundamental dalam masyarakat, agama, dan negara. Negara menjamin dan melindungi setiap warganya untuk mendapatkan haknya, dan pendataan keluarga ini dilakukan dalam usaha melindungi dan memenuhi hak tiap warga negara, termasuk keluarga,” ujar Kepala BKKBN.

Lebih lanjut Hasto menegaskan, Pendataan Keluarga 2021 penting dilakukan untuk memotret dan mengenali keluarga Indonesia. Selain itu, pendataan juga dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala keluarga Indonesia dalam fungsi vital di bidang kesehatan, pendidikan, serta ekonomi.

Pendataan tahun ini, lanjutnya, menyediakan profil pasangan usia subur, keluarga dengan balita, keluarga dengan remaja, keluarga dengan lansia, keluarga berisiko stunting, dan aspek kesejahteraan keluarga by name by address yang tidak tersedia secara lengkap pada sumber data mana pun.

Pendataan Keluarga Tahun 2021 dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia kepada seluruh keluarga Indonesia yang berjumlah kurang lebih 77,9 juta kepala keluarga. Petugas pendataan terdiri dari pemerintah dan masyarakat, yakni Petugas Lini Lapangan KB dari BKKBN dan Kader Keluarga Berencana, yang secara nasional terdiri dari 7.230 Manajer Pengelolaan PK Tk Kecamatan, 7.230 Manajer Data, 83.441 Supervisor Tk Desa, dan 1,2 juta petugas kader pendata.

Turut mendampingi Ferynal, KTU Kepala, Nana Hadis, ADC Kepala, Yugo Waskito, Prakom Dittekda, dan Fajar Siddiq, Prakom Ditlaptik BKKBN.

(Mckabmanggaraibarat/Syarif ab)
Sumber: infopublik.id

BKKBN