BKKBN

Kepala BKKBN Sebut Lanjut Usia Yang Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat Bisa Dimanfaatkan Sebagai Bonus Demografi

20 June 2022 | Siaran Pers|

suhu

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E., M.T menyebutkan, "Hari Lanjut Usia Nasional merupakan salah satu hari penting di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 29 Mei dan dicanangkan oleh pemerintah Indonesia sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) sejak tahun 1996. Hal ini sebagai wujud kepedulian dan penghargaan terhadap lansia dalam keluarga maupun masyarakat.", sebut Nopian. Oleh karena itu, peringatan HLUN merupakan kegiatan yang sangat strategis sehingga diharapkan dapat berimplikasi terhadap peningkatan kualitas hidup lansia", tambah Nopian saat membuka acara "Webinar “Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat” dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional ke-26 Tahun 2022 secara virtual (17/06/2022).

Menurut data BPS Tahun 2021, selama lima puluh tahun terakhir, persentase penduduk lansia di Indonesia meningkat dari 4,5 persen pada tahun 1971 menjadi sekitar 10,7 persen pada tahun 2020. Angka tersebut diproyeksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 19,9 persen pada tahun 2045. Selanjutnya, terdapat delapan provinsi yang telah memasuki struktur penduduk menua, yaitu persentase penduduk lanjut usia yang lebih besar dari sepuluh persen. Kedelapan provinsi tersebut adalah DI Yogyakarta (15,52 persen), Jawa Timur (14,53 persen), Jawa Tengah (14,17 persen), Sulawesi Utara (12,74 persen), Bali (12,71 persen), Sulawesi Selatan (11,24 persen), Lampung (10,22 persen), dan Jawa Barat (10,18 persen). 

Menurut jenis kelamin, lansia perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki, yaitu 52,32 persen berbanding 47,68 persen. Menurut tempat tinggalnya, lansia di perkotaan lebih banyak daripada di perdesaan, yaitu 53,75 persen berbanding 46,25 persen.


Terkait dengan kesehatan lansia, sebanyak 42,22 persen lansia pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, separuh di antaranya (22,48 persen) terganggu aktivitasnya sehari-hari atau sakit. Sekitar 81,08 persen lansia mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialaminya dan 45,42 persen yang berobat jalan. Mengingat kondisi kesehatan yang rentan terserang penyakit, lansia perlu berperilaku sehat seperti rajin berolahraga dan menghindari rokok. Akan tetapi, hampir satu dari empat (24,19 persen) lansia masih merokok dalam sebulan terakhir, di mana 22,10 persen di antaranya merokok setiap hari.

Terkait dengan ekonomi, sekitar satu dari dua (49,46 persen) lansia masih aktif bekerja. Lapangan usaha pertanian menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja lansia, yaitu sebesar 53,10 persen. Sebanyak 86,02 persen lansia bekerja di sektor informal, yang menjadikannya rentan karena tidak memiliki perlindungan ketenagakerjaan, kontrak pekerjaan, maupun imbalan yang layak. Adapun dari sisi pendapatan, rata-rata penghasilan lansia bekerja sebesar 1,34 juta rupiah per bulan.

Sementara itu, Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. Og (K) menyebutkan dalam, "Fenomena penuaan penduduk ini dapat dimanfaatkan sebagai bonus demografi, artinya lansia dipandang sebagai kontributor pembangunan apabila lansia memiliki produktivitas demi diri sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan dan program kebijakan mengenai kesejahteraan lansia misalnya sistem perawatan kesehatan, pensiun, dan perlindungan sosial kemasyarakatan", sebut dokter Hasto.

Dokter Hasto juga menambahkan, "Diharapkan lansia tetap aktif mengikuti kegiatan di masyarakat atau komunitas sehingga lansia tetap bersosialisasi sehingga mengurangi emptyness syndrome  (kesepian). Salah satu program yang dikembangkan oleh BKKBN terkait pembinaan keluarga yang mempunyai lansia atau lansia itu sendiri adalah kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku/ keterampilan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup Lansia. BKL sangat bermanfaat bagi keluarga sehingga dapat tetap mengembangkan potensi lansia", tambah Dokter Hasto.

"Dalam upaya pemanfaatan teknologi informasi, BKKBN mengembangkan aplikasi Go Lansia Tangguh (GOLANTANG) yang berisi rubrik yang bermanfaat dan menarik bagi lansia, caregiver dan keluarga lansia tentang cara merawat dan mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, dan bermartabat", imbuh Dokter Hasto.

"GOLANTANG berisi informasi mengenai kesehatan lansia dan Covid-19, konsultasi berupa chat, games, video, kalkulator kesehatan seperti pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), Activities of Daily Living (ADL),  Instrumental Activities of Daily Living (IADL) , tingkat risiko jatuh, tingkat demensia, indeks kebahagiaan, indeks lansia tangguh, tingkat difabel, dan gangguan mental emosional. Oleh karena itu, silakan keluarga Lansia dan para Lansia dapat memanfaatkan aplikasi GOLANTANG yang dapat diunduh di playstore pada gawai maupun diakses pada website GOLANTANG", tutup Dokter Hasto.(Humas/TWD)


Jakarta/17/06/2022
Biru Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BKKBN