BKKBN

Kepala BKKBN Tegaskan Tugas Baru BKKBN Untuk Dukung Vaksinasi Covid-19 Bagi Ibu Hamil dan Anak-Anak

6 July 2021 | Siaran Pers|

suhu

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta/01/07/2021 - Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) melantik beberapa Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang terdiri dari : Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua; Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku; Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara; dan Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga. “Dimasing-masing wilayah yang Bapak/Ibu sekalian akan bertugas mulai hari ini saya berharap dimasa pandemi yang banyak kesulitan ini tentu kita lebih mempunyai rasa empati yang sebesar-besarnya, karena masyarakat membutuhkan pelayanan yang lebih ketat dan kita harus bisa menjaga diri dari penularan covid-19 ini. Oleh karenanya harus diperlukan kemauan kemampuan strategi yang _smart_ untuk bisa melayani dengan baik. Saya percaya Bapak/Ibu sekalian yang sangat familiar dengan medan di wilayah Bapak/Ibu sekalian bertugas sangat mampu menyesuaikan diri mengenali wilayah dan menyelamatkan masyarakat”, ucap dokter Hasto (01/07/2021).


Hasto menambahkan, “Ini tentu selalu kita pegang teguh meskipun kita memahami bahwa situasi pandemi menjadi kendala tersendiri di dalam realisasi anggaran di masing-masing wilayah. Namun demikian di sisi lain kelonggaran dalam rangka penyelenggaraan kegiatan karena adanya pandemi juga memberikan suatu celah solusi bagi kita ketika kita punya tugas prioritas pembangunan nasional kita punya tugas melakukan pembinaan keluarga baik bina keluarga balita remaja maupun lansia. Maka saya yakin dengan situasi pandemi bisa dilakukan secara terpisah virtual dan sebagainya maka kegiatan itu bisa dioptimalkan begitu juga kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat yang baru saja Bapak/Ibu buktikan dengan pelayanan sejuta akseptor dan juga pendataan keluarga yang sukses baik yang ada di maluku, maluku utara maupun papua yang masih berproses sampai dengan hari ini”, tambah dokter Hasto.


“BKKBN mengemban tugas baru tentang stunting dan juga harus terlibat secara aktif di dalam penanganan Covid-19 terutama didalam pemberian vaksinasi untuk ibu hamil dan juga anak-anak. Oleh karena itu, suatu yang sangat strategis di Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dalam hal ini kita harus bisa mengembangkan kegiatan produktif secara ekonomi di lingkungan keluarga. Saya percaya dulu sudah sangat berkembang bagaimana pengembangan ekonomi keluarga akseptor, kemudian berkembang menjadi semua keluarga, dan kemudian kita dibatasi lagi oleh Bappenas supaya tidak terlalu luas dan tidak _overlap_. Sehingga kita menyesuaikan dengan apa arahan dari Bappenas, sehingga kita lebih fokus kepada akseptor dan ketika ada program stunting saya berharap di Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga nanti akan gayung bersambut dengan program percepatan penurunan stunting”, ungkap doktger Hasto.

Dokter Hasto berharap, “Di tahun-tahun yang akan datang justru pemberdayaan ekonomi keluarga untuk mencegah stunting bagi para akseptor-akseptor ini harus bisa menjadi contoh, saya percaya alasan untuk percepatan stunting ini sangat bisa diterima baik oleh Bappenas maupun kementerian keuangan maupun kementerian lembaga yang lain sehingga menghidupkan kembali Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga yang lebih dominan dalam kiprahnya ditengah-tengah keluarga kita. Mulai dari keluarga akseptor ini merupakan suatu langkah strategis yang bisa kita lakukan karena bagaimana pun juga asupan makanan pemberian makanan tambahan yang berdasarkan produk-produk asing maupun produk-produk yang tidak ada di lokal itu sudah menjadi bagian kritik, dan hasil penelitian-penelitian membuktikan tidak optimal sampai pada penerima manfaat. Oleh karenanya, BKKBN tentu bisa memberikan suatu kontribusi dengan produk lokal pemberdayaan ekonomi akseptor kemudian bisa menjadikan asupan makanan bagi bayi dan balita di lingkungan masing-masing”, ujar dokter Hasto.

“Kita diminta untuk mendukung sukses untuk pelaksanaan vaksinasi covid 19 pada anak-anak dan juga pada ibu hamil pada kesempatan kali ini saya sampaikan pemberian vaksinasi pada anak-anak sudah sangat jelas dan sudah sangat tepat diberikan untuk langkah pertama pada usia 12-17 tahun. Ada beberapa _statement_ 12-18 tahun, akan tetapi saya meluruskan bahwa di dalam perhitungan umur itu, kalau kita mengatakan 12-17 tahun itu sudah yang sangat benar karena 17 tahun itu artinya 17,1-17,99 itu dianggap 17 sedangkan begitu masuk ke 18,0 itu sudah memulai usia 18 dan itu tentu yang dianggap usia anak-anak adalah yang sampai 17,99 tahun. “Itulah bapak ibu sekalian sehingga terminologi yang dipegang teguh tidak boleh keliru karena kita diberi tugas oleh presiden untuk bisa mengemban dukungan dalam rangka menyukseskan vaksin anak-anak. Sedangkan yang terkait dengan vaksin untuk ibu hamil tentu kajian-kajian sudah banyak ada laporan CDC dari Amerika sudah memberikan rekomendasi catatan bahwa penelitian-penelitian vaksin yang diperuntukkan ibu hamil terbukti sudah diteliti dibandingkan antara yang tidak hamil dan yang hamil maka efek sampingnya tidak bermakna”, terang dokter Hasto.

Di akhir sambutan dokter Hasto mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya ASN BKKBN karena menderita covid-19 dan mengajak para peserta acara pelantikan untuk mengheningkan cipta dan mendoakan mudah-mudahan almarhum dan almarhumah diterima Allah SWT”, tutup Hasto.(Humas/TWD).

Jakarta, 01/07/2021
Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

BKKBN