BKKBN

Konvensi Perempuan Indonesia di Hari Kartini, Bersama Cegah Stunting

21 April 2021 | Siaran Pers|

suhu

Jakarta – Masih dalam rangka memperingati Hari Kartini, Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menjadi narasumber bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam kegiatan Konvensi Perempuan Indonesia yang disiarkan langsung melalui media sosial Tribun Sumsel, Sriwijaya Post dan secara relay di Tribun Network, Rabu 21 April 2021.

“Presiden RI telah menginstruksikan bahwa fokus pembangungan tahun 2020-2024 adalah pembangunan Sumber Daya Manusia termasuk anak usia dini. Dengan begitu tumbuh kembang anak-anak sejak kandungan sampai memasuki masa emas, sudah sepatutnya menjadi perhatian kita semua. Salah satu isu tumbuh kembang anak usia dini yang menjadi tantangan besar bangsa kita adalah stunting. _Leading sector_ dari penyelesaian isu stunting adalah BKKBN, namun tentunya seluruh Kementerian Lembaga termasuk kami bersama-sama harus membantu perwujudan hal tersebut,” ujar Menteri Bintang Puspayoga.

“Penurunan angka stunting dinyatakan sebagai program prioritas nasional. Arahan Presiden RI pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), untuk menyelesaikan lima isu prioritas karena menyadari pentingnya pengasuhan demi menjamin tumbuh kembang anak yang berkualitas, salah satu isu prioritas tersebut adalah peningkatan peran ibu dalam pengasuhan anak, meskipun demikian hal tersebut tidak boleh diartikan tugas pengasuhan hanya dibebankan pada ibu, namun menjadi tugas bersama antara Ibu dan ayah. Demi pemenuhan gizi yang tepat, serta pemenuhan hak untuk menekan angka stunting di Indonesia, untuk mendidik dan menumbuhkan generasi sehat diperlukan ibu dan ayah yang cerdas,” tegas Menteri Bintang.

Kepala BKKBN mengatakan, BKKBN mengemban tugas yang tidak ringan untuk mewujudkan target penurunan angka stunting menjadi 14% di tahun 2024 demi mewujudkan Indonesia Emas. Syarat mutlak agar dapat memetik bonus demografi kemudian bonus demografi bisa ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan adalah ketika remaja-remaja bisa sukses, yaitu bisa sekolah, tidak menikah di usia muda, memiliki pekerjaan dan masa depan yang baik sehingga tidak ada angka kematian ibu yang banyak, angka kematian bayi yang banyak, inilah pentingnya untuk dapat memetik bonus demografi.


“Masa pandemi menjadi tantangan yang luar biasa, angka stunting diprediksi para ahli bisa naik. Sehingga BKKBN tidak bisa bekerja sendiri, harus bahu membahu semua Kementerian, Lembaga, sampai masyarakat dan bantuan media untuk bisa merubah pola pikir masyarakat dalam pencegahan stunting pun sangat diperlukan” ujarnya.

Pre Konsepsi pun menjadi sangat penting untuk dipersiapkan, yaitu penyiapan calon Ibu sebelum menikah, dengan pemeriksaan HB, tinggi badan lingkar lengan atas, sehingga dapat diketahui apakah calon ibu ini siap hamil dan menjadi Ibu atau belum siap hamil. Konsep 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi penting juga, karena pembentukan organ dan pencegahan stunting pun dimulai dari awal kehamilan. Mari manfaatkan kesempatan itu untuk mencetak generasi emas, generasi yang unggul. Ibu yang sehat akan melahirkan generasi yang hebat untuk Indonesia maju, tambah dr. Hasto.

Konvensi Perempuan Indonesia dengan tema “Ibu Sehat, Generasi Sehat, Indonesia Maju Tanpa Stunting” ini merupakan pengembangan dari kegiatan Kartini Milenial Award (KMA), turut hadir dalam kegiatan ini Ketua TP PKK Sumsel Hj Febrita Lustia Herman Deru, Direktur Governor Internasional District 3410 Raziana Wiguna, Penasihat Strategis Bidang Kesetaraan Gender, Inklusi sosial dan partisipasi masyarakat sipil, Endah Trista Agustiana, CEO Tribun Network Dahlan Dahi, serta moderator Head of Newsroom Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post Hj L Weny Ramdiastuti. (Humas/A).


Jakarta, 21 April 2021
Biro Umum dan Hubungan Masyarakat
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BKKBN