BKKBN

Optimalkan Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Bisa Cegah Stunting

3 October 2022 | Siaran Pers|

suhu


JAKARTA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menggelar Webinar seri ke-6 dengan tema Upaya Bagaimana Cegah Stunting Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Selasa, 28 September 2022.

Turut hadir sebagai pembicara Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti, S.E., M.T,  Program Manager Kesehatan dan CSR Astra Yogi Lasril, dan Ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (HIMPSI). Dr. Wiwin Hendriani, S.Psi, M.Si.


Dalam sambutannya Deputi KSPK Nopian Andusti mengatakan, kelas pengasuhan atau sesi peningkatan kapasitas keluarga merupakan salah satu layanan di masyarakat yang efektif dalam mewujudkan perubahan perilaku di tingkat keluarga.

Melalui kegiatan Bina Keluarga Balita dan Anak, Program Bangga Kencana yang diyakini oleh Nopian sangat strategis untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua, dan anggota keluarga lainnya yang memiliki balita dalam membina tumbuh kembang balita terutama pada seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah pondasi utama apakah anak-anak ini nanti akan menjadi anak yang berkualitas atau sebaliknya, maka sangat tergantung di seribu HPK. Sehingga, seribu HPK ini sering disebutkan sebagai Fase Keemasan seorang anak manusia,” kata Nopian dalam sambutannya.

Seribu HPK sendiri, kata Nopian, dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia 2 tahun).


Sementara itu Program Manager Kesehatan dan CSR Astra Yogi Lasril menambahkan, Program Intervensi Gizi dan Penurunan Stunting di Wilayah Prioritas yang dilaksanakan oleh pihaknya terdapat edukasi terkait kesehatan gizi, reproduksi remaja, anemia pada remaja putri, intervensi untuk ibu hamil, dan sekolah keluarga balita, pendampingan posyandu, pendampingan kader avicenna atau kader posyandu, pemberian PMT, dan juga di Posyandu.

Saat ini, Kita juga telah melakukan program intervensi stunting, dan yang paling besar mungkin di kab. Rote salah satu barometer nasional stunting Indonesia. Untuk data 2021 sudah ada 22 desa di 11 kabupaten, tapi di tahun 2022 yang sedang berjalan kita ada 34 desa di 17 kabupaten,” ujar Yogi.


Sementara itu Ketua Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (HIMPSI) Dr. Wiwin Hendriani, S.Psi, M.Si menambahkan, stunting tidak hanya persoalan fisik saja, tetapi soal tumbuh jangka panjang yang bisa berkembang ke aspek-aspek hidup.

Wiwin menambahkan, ketika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengalami stunting, optimalisasi perkembangan akan sulit tercapai. 

Sebenarnya secara konseptual ABK masih bisa di optimalkan perkembangannya, dengan menyadari ketika yang terhambat itu hanya 1 aspek kekhususan, sementara aspek yang lain baik maka anak ini masih bisa di optimalkan dengan kapasitasnya masing-masing,” ucap Wiwin. n

Tanggal Rilis: Jumat 30 September 2022
Penulis: TWD
Editor: FBA

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1 
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN