BKKBN

Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Tepat untuk Cegah Stunting

7 October 2022 | Siaran Pers|

suhu



JAKARTA--- Jarak waktu kehamilan dan persalinan memiliki korelasi signifikan terhadap pemenuhan nutrisi bagi ibu dan terutama bayi yang dilahirkan. Kekurangan nutrisi pada masa kehamilan dan persalinan dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan stunting. Oleh karena itu penggunaan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kehamilan merupakan solusi tepat mencegah stunting.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam webinar Peran Program KB dan Keterlibatan Keluarga (Masyarakat serta Mitra Kerja) dalam Pencegahan Stunting, Rabu (05/10/2022).

Jarak kehamilan dan jarak persalinan menjadi sangat penting. Dan peran KB pascapersalinan menjadi sangat strategis untuk menjaga tingginya unwanted pregnancy karena di setiap unwanted pregnancy ada ketidaksiapan secara fisik, biologis maupun psikologis,” jelas Dokter Hasto saat membuka webinar tersebut.

Menurut Dokter Hasto, under nutrition pada bayi dan anak menjadi ancaman utama stunting dan under nutrition pada Ibu akan mengakibatkan anemia, sehingga kehamilan berikutnya berpotensi stunting. Sudah banyak jurnal yang terkait dengan jarak kehamilan dan jarak persalinan berkorelasi positif dan signifikan terhadap kejadian under nutrition baik pada ibu maupun bayi dan anak. 


Dokter Hasto melanjutkan, jumlah persalinan di Indonesia setiap tahun lebih dari 4 juta. Dari jumlah itu, yang langsung menggunakan kontrasepsi jumlahnya masih di bawah 30%. Karena itu harus menjadi perhatian serius karena sasaran KB pascapersalinan cukup besar dan menjadi strategi yang tepat untuk terus digalakkan dan diprioritaskan kepada pasangan muda. 

BKKBN dan Kementerian Agama sudah berkerja sama agar mensosialisasikan pentingnya persiapan tiga bulan sebelum pernikahan. Harus dicek kesehatannya sehingga ada waktu untuk perbaikan, bila HB rendah dan anemia bisa dikoreksi dulu dengan meminum pil penambah darah. Bila lingkar lengan kurang dari 23,5 cm bisa melakukan diet tinggi kalori tinggi protein sehingga meningkat status gizinya. Ini sangat penting untuk mencegah risiko kelahiran stunting,” tegas Dokter Hasto.

Tema peringatan Hari Kontrasepsi Dunia tahun 2022 adalah kesesuaian antara kontrasepsi dengan kebutuhan. Sederhana namun sangat bermakna, bila ada pasangan usia subur yang menikah dan usia belum 20 tahun sebaiknya menunda kehamilan dengan menggunakan KB Pil dan penggunaan KB Pasca Persalinan dengan single hormone yang tidak menghambat ASI. 

ASI selama 6 bulan pertama itu harus diberikan kepada bayi, tidak boleh dicampur yang lain. Lalu setelah 6 bulan diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan tetap diberikan ASI oleh Ibunya dengan gizi yang seimbang dan paling penting harus ada protein hewani bisa dari telur atau ikan, ini akan mendorong percepatan penurunan stunting sesuai target menjadi 14%,” kata Dokter Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Psikologi Perkembangan Anak IPB University Dr. Melly Latifa menyebutkan peran keluarga sangat penting untuk mengatasi stunting, mulai dengan menerapkan pola pengasuhan dan stimulasi psikososial.

"Dalam penelitian, kualitas pengasuhan sangat menentukan pertumbuhan anak, perkembangan kognitif, kesehatan dan penyesuaian sosialnya. Anak dengan pengasuhan yang baik akan menunjukkan pertumbuhan di atas rata-rata, meskipun lingkungannya miskin. Dengan kata lain anak bisa bertahan meskipun lingkungan kurang menguntungkan,” kata Melly.

Praktik pengasuhan yang bisa dilakukan adalah memberikan makan bayi dengan aturan yang benar dan membiarkan anak menyusu ASI selama enam bulan tanpa makanan lain. WHO juga merekomendasikan terapi bermain pada anak gizi buruk sebagai salah satu faktor psikososial untuk menurunkan stunting.

"Manfaat intervensi stimulasi psikososial bagi perbaikan kualitas anak-anak stunting di usia dewasanya yaitu dari aspek kognitif, psikososial dan perilaku, juga penting untuk tetap meningkatkan asupan gizi keluarga, memperbaiki akses air bersih dan sanitasi, karena faktor yang dapat meningkatkan risiko stunting yaitu rumah tangga dengan jamban yang tidak layak dan air minum yang tidak diolah," jelas Melly.


Kegiatan Webinar Peran Program KB dan Keterlibatan Keluarga (Masyarakat serta Mitra Kerja) ini dilaksanakan dalam rangka Hari kontrasepsi Dunia yang dilaksanakan secara daring melalui zoom, live Youtube dan streaming FB dengan peserta Dokter, Bidan, Mahasiswa dan Pemerhati KB serta Masyarakat umum. n 

Penulis: AND
Editor: KIS
Tanggal Rilis: Kamis, 06 Oktober 2022

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1 
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN