BKKBN

Prevalensi Stunting dan Bumi Laskar Pelangi yang Terancam Pernikahan Usia Dini

27 October 2022 | Siaran Pers|

suhu


KABUPATEN Belitung Timur merupakan satu dari 7 daerah tingkat dua di Provinsi Bangka Belitung. Daerah dengan luas 2.506,91 kilometer persegi ini memiliki garis pantai pasir putih yang indah dan menjadi destinasi wisata dan kini lebih dikenal sebagai Bumi Laskar Pelangi berkat novelis Andrea Hirata.

Namun di daerah indah ini masih belum terhindar dari stunting atau balita yang kekurangan gizi kronis sehingga menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu penyebab stunting yang telah dideteksi adalah pernikahan usia dini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, Belitung Timur berpenduduk 129.411 jiwa dengan proporsi jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Laju Pertumbuhan penduduk tahun ini 63,22% lebih rendah daripada tahun lalu dengan angka harapan hidup 72,10 tahun. 

Lebih dari 30 persen masyarakat Belitung Timur tinggal di Kota Manggar sebagai ibukota Kabupaten. Manggar dikenal sebagai kota 1.001 Warung Kopi karena banyaknya kedai kopi di daerah itu serta kebiasaan masyarakatnya terutama yang laki-laki sering berkumpul di warung kopi terutama pada malam hari.

Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung angka prevalensi balita stunting sebesar 18,6 persen. Kabupaten Belitung Timur menempati peringkat kedua tertinggi yaitu sebesar 22,6 persen di bawah Kabupaten Bangka Barat.

Menurut Technical Assisstant Satgas Stunting Provinsi Bangka Belitung Dinda, prevalensi stunting di Belitung Timur ini disebabkan oleh faktor pernikahan dini dan pola asuh yang salah. 

Dinda menjelaskan bahwa sebagian besar merupakan keluarga yang mampu namun kurangnya implementasi orang tua dalam menerapkan pola asuh yang benar. Untuk mengatasi ini sudah ada bantuan dari Desa, Posyandu dan Kader IMP dalam program pencegahan balita stunting berupa pemberian makanan tambahan serta demo masak makanan tambahan bayi.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Fazar Supriadi Sentosa mengatakan penyebab lain balita stunting di Belitung Timur adalah kerjasama antar lintas sektor yang masih kurang serta kurangnya kepedulian masyarakat untuk makan makanan bergizi seimbang. 

Perkawinan usia dini di Belitung Timur masih tinggi,” kata Fazar.

Menurut Fazar, BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sudah melaksanakan upaya-upaya dalam mencegah stunting di Belitung Timur yang dilaksanakan pada awal tahun dalam Kegiatan Pencanangan Bhakti Sosial IBI KB Kesehatan yang dilaksanakan di PT SWP, perusahaan kelapa sawit di Belitung Timur, berupa pemberian sosialisasi dan bantuan bagi keluarga terdampak stunting

Selain itu juga ada pembinaan yang dilakukan oleh Bidang KS PK dan Dalduk Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting yang bekerjasama dengan dinas-dinas terkait.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menggencarkan koordinasi lintas sektoral dan promosi kesehatan untuk menurunkan angka stunting

Kita terus berupaya menekan angka kasus stunting melalui koordinasi lintas sektor. Kita upayakan zero kasus pada 2024,” kata Wakil Bupati Belitung Timur Khairil Anwar yang merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Belitung Timur. 

Lebih jauh Khairil mengatakan, kepedulian orang tua terhadap anak juga menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi bayi stunting, selain faktor ekonomi. 

Banyak kasus stunting terjadi karena orang tua kurang peduli akan gizi anak,” jelas Khairil. 

Berdasarkan data Pendataan Keluarga tahun 2021 (PK-21), beberapa faktor yang menyebabkan stunting adalah tingginya keluarga berisiko stunting, tidak memiiki jamban yang layak, umur istri terlalu tua dan terlalu banyak anak.  

Berdasarkan Data PK 21 pada Hasil Verifikasi dan Validasi Keluarga Berisiko Stunting Tingkat Desa/Kelurahan di Kabupaten Belitung Timur, dari total jumlah keluarga 39.348, sebanyak 10.709 (27,22%) termasuk dalam kategori risiko stunting

Sebanyak 2.828 keluarga memiliki baduta dan sebanyak 22.594 masuk kategori Pasangan Usia Subur (PUS). 

Pada PUS 4 Terlalu, terdapat 332 keluarga dengan umur istri terlalu muda (kurang dari 20 tahun), 5.407 umur istri terlalu tua (35-40 tahun), jarak kelahiran terlalu dekat 109 dan 4.652 terlalu banyak (3 anak). 

Sedangkan dilihat dari lingkungan, 494 keluarga tidak miliki sumber air minum yang layak dan 2.451 keluarga tidak mempunyai jamban yang layak. n


Penulis: YNA
Editor: AND

Tanggal Rilis: Sabtu, 22 Oktober 2022


Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1 
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
BKKBN