BKKBN

Program BKKBN Kolaborasi dengan Program OTIFA Untuk Atasi Masalah Malnutrisi

18 May 2021 | Siaran Pers|

suhu

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta/17/04/2021 - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menerima audiensi para inisiator Program Outreach Therapeutical Infant Food Agency (OTIFA). Rio Praaning Prawira Adiningrat Public Advice (PA) Board Member dan Senior Advisor_ menjelaskan", OTIFA merupakan langkah awal untuk mengurangi kasus malnutrisi di Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Tasikmalaya. Para relawan OTIFA yang telah direkrut di periode pertama mencari dan mengunjungi rumah tangga dengan anak balita malnutrisi. OTIFA menggandeng Dinas terkait, LSM setempat, serta KlikQuick untuk menciptakan simpul kerjasama yang terintegrasi, inklusif dan efektif", jelas Rio.

OTIFA merupakan program dari Yayasan Anak-anak Tasik Sejahtera (YATS). Selama 15 tahun, yayasan ini telah membantu perbaikan berbagai Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Program OTIFA didukung dan disponsori oleh PA International Foundation, sebuah organisasi yang bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Scalling Up Nutrition (SUN)", imbuh Rio.


Pada kesempatan yang sama Prof. dr. Widjaja Lukito Public Advice (PA) Board Member dan Senior Advisor menambahkan", PA International Foundation bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) dan Universitas Siliwangi (UNSIL). Program OTIFA ini tidak menggantikan program kesehatan yang telah diadakan oleh pemerintahan setempat, melainkan bersifat komplementer dan melengkapi. Untuk itu, PA International Foundation berusaha untuk membangun jembatan kerja sama antara seluruh mitra dan bertindak sebagai katalisator bagi aksi efektif ini bersama-sama. Melalui pencarian kasus aktif atau active case funding, OTIFA telah mendistribusikan makanan pendamping berupa makanan siap pakai (Ready-to-Use Therapeutical FoodPlumpy Nut dan bubuk multi-mikronutrisi MixMe. Relawan OTIFA yang merupakan mahasiswa turun ke masyarakat untuk mencari kasus-kasus malnutrisi dan membawa makanan pendamping, dengan bantuan transportasi yang disediakan oleh KlikQuick sebagai penyedia jasa transportasi. Para kader LSM akan melakukan pengawasan terhadap status nutrisi balita malnutrisi hingga status nutrisi mereka meningkat", terang Wijaya

Program ini didesain fokus terhadap pengentasan gizi buruk dan gizi kurang yang menggunakan parameter-parameter gizi kurang dan bukan menggunakan parameter stunting, karena stunting termasuk merupakan malnutrisi atau kurang gizi kronis", imbuh Wijaya.

Selain itu, Dokter Hasto juga menanggapi hal ini dengan sangat antusias terkait integrasi data base", Saya harap Program BKKBN dapat berkolaborasi dengan Program OTIFA, karena bagus sekali Program ini terintegrasi. Selain itu, data base juga sangat penting, kalau seandainya OTIFA  project bisa meng-cover data base yang bagus, maka akan sukses. Kelemahan kita ini karena kita pasif case figthing, saya setuju kalau memang kita harus merubah cara yaitu aktif case fighting. Adanya penimbangan bulan balita di Tasikmalaya tidak hanya menimbang tapi juga menilai status gizi, kalau nanti ada kerjasama dengan BKKBN kita pantau pertumbuhan dan perkembangannya balita. Tidak cukup hanya pertumbuhannya saja, tapi juga perkembangannya sangat penting untuk menurunkan stunting dengan tepat dan cepat", terang dokter Hasto.

Oleh karena itu bagus sekali project dari OTIFA yang berkolaborasi dengan stakeholder, untuk itu kalau tadi ada respon kelemahan dari pemerintah tidak bisa cepat merespon data, seperti stunting contohnya, data didapat respon dan penanganan bisa 6 bulan ke depan nah ini kan sudah delay untuk penanganan stunting karena data harus di verifikasi lebih dulu.

Sangat penting jika edukasi yg serius ini memang karena kegagalan kita merubah mindset dan life style di masyarakat desa ini sangat lekat dan pendampingan melekat ke masyarakat desa ini sangat pentIng jika edukasi dilakukan dengan serius ternyata sukses dan semahal apapun yang diberikan pemerintah kalau tidak ada pendampingan tidak akan sukses. Kalau kita mau sukses pemerintah akan sulit karena adanya Birokrasi yg akan membutuhkan waktu lebih banyak dan upaya yang lebih keras. Oleh karena OTIFA ini menjadi bagian dari contoh yang out of the box. Salah satu yang perlu kita cermati bersama adalah masa pandemi ini adanya delay penanganan contohnya elemen kesehatan dan malnutrisi yang bisa meningkatkan stunting di masa pandemi, maka perlu penguatan dimasa pandemi ini", terang dokter Hasto. (Humas/TWD).
Jakarta/17/04/2021
Biro Umum dan Humas
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BKKBN